Hujan belum sampai di masa puncaknya namun di sejumlah tempat telah terjadi bencana dan petaka. Selain banjir yang telah menggenangi banyak daerah, tanah longsor juga melanda di beberapa wilayah. Peristiwa tanah longsor di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah yang menelan korban ratusan jiwa orang menjadi tragedi paling memilukan pada musim hujan kali ini. Bukan tidak mungkin tragedi ini akan berulang di tempat lain bila semua pihak tidak waspada dan mencermati dengan baik fenomena alam yang terjadi sepanjang musim hujan.
Hujan sebenarnya berkah dan kehadirannya tidak akan menggandeng bencana bila kita bisa memahami karakternya dan mengelola dengan baik keberkahan yang dibawa. Terjadinya banjir, tanah langsor dan bencana lainnya lebih disebabkan kesalahan kita dalam mengelola air hujan. Salah besar bila kita menyalahkan hujan sebagai sumber bencana karena dalam banyak peristiwa kesalahan terbesar justru ada di pihak manusia yang serakah, ceroboh dan tidak memahami karakter sejati dari hujan dan limpahan air yang dibawanya.
Tragedi tanah longsor di Banjarnegara sudah sejak lama diprediksi oleh banyak pengamat dan ahli pergerakan tanah. Sejumlah kawasan perbukitan di Banjarnegara masuk dalam kategori bahaya longsor, yang tentunya menuntut kewaspadaan tinggi dari warga dan pemerintah daerah. Sejak awal para ahli sudah memberi peringatan bahaya besar mengancam warga bila tidak ada perubahan tatakelola lahan dan pemukiman warga. Namun semua peringatan itu tampaknya diabaikan sehingga tragedi itu terjadi, dan intensitas hujan yang sangat tinggi dijadikan ‘tersangka’ dari tragedi memilukan itu. Padahal kalau warga dan pemerintah daerah tanggap pada semua peringatan itu besar kemungkinan tragedi itu tidak akan membawa banyak korban.
Demikian juga peristiwa banjir di sejumlah daerah yang menggenangi ribuan hektar sawah dan lahan serta menenggelamkan ribuan rumah, tidak akan terjadi tragedi bila semua pihak benar-benar memahami karakter hujan dan mengelolanya dengan baik. Bagaimana mungkin tidak terjadi banjir kalau lahan gundul semakin luas, sungai semakin sempit, waduk dan bendungan semakin dangkal serta manajemen pengelolaan air diabaikan. Air hujan yang turun di pegunungan tidak lagi mampu membagi keberkahannya karena langsung mengalir ke dataran rendah. Tidak ada lagi hutan dan tanaman yang menahan kemudian menyimpan air hujan sehingga aliran air hujan lari kencang ke dataran rendah.
Sementara di dataran rendah air hujan juga tidak dikelola dengan baik. Potensi air yang sangat besar hanya melintas sesaat untuk menanam padi, memelihara ikan, memenuhi kebutuhan industri dan warga kota, setelah itu dengan cepat dibuang melalui sungai menuju ke laut. Tidak ada upaya untuk menahan lebih lama potensi air itu untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang lebih luas. Akibatnya, ketika musim hujan air berlimpah bahkan cenderung berlebihan sementara ketika musim kemarau banyak daerah justru kekurangan air. Artinya, memang ada yang salah dalam mengelola potensi sumberdaya air. Semoga tragedi Banjarnegara membuka mata semua pihak untuk lebih bijak dan cerdas mengelola keberkahan air hujan.
0 komentar:
Post a Comment