John C Maxwell dalam The 17 Indisputable Laws of Teamwork mengatakan beberapa sebabnya sebagai berikut:
1. Ego. Walaupun ada yang memilih bekerja sendiri tetapi tidak banyak orang yang mau mengakui bahwa mereka tak dapat melakukan segalanya. Tetapi inilah kenyataan h
idup. Tak ada yang namanya pria super atau wanita super. Andrew Carnagie menyatakan,“Anda mendapatkan langkah besar dalam perkembangan diri Anda jika Anda menyadari
bahwa orang lain dapat membantu Anda melakukan pekerjaan yang lebih baik ketimbang Anda bekerja sendiri.” Untuk melakukan sesuatu yang benar-benar besar, kita harus melepaskan ego, dan siap menjadi anggota tim.2. Ketidaktentraman. Dalam pekerjaan saya dengan para pemimpin, saya menemukan bahwa ada individu yang menyukai bekerja sendiri dan tidak mempromosikan kerja sama karena merasa terancam oleh orang lain. Negarawan Florentine abad ke enam belas, yaitu Niccolo Machievelli, mungkin menyimpulkan hal serupa sehingga ia menulis,“Metode pertama untuk memperkirakan intelegensi seorang penguasa adalah dengan mempelajari orang-orang di sekelilingnya.”
Saya percaya bahwa ketidaktentraman adalah sebab utama mengapa seorang pemimpin mengelilingi dirinya dengan orang-orang yang lemah. hanya pemimpin-pemimpin yang tenteram lah yang mendelegasikan kekuasaan kepada yang lain. Itulah yang disebut dengan Hukum Pemberdayaan. Pemimpin-pemimpin yang tidak tenteram biasanya gagal membangun tim karena salah satu dari dua alasan ini: ia bekerja sendiri entah karena ia ingin mengendalikan segalanya yang merupakan tanggungjawabnya atau karena ia takut digantikan oleh orang yang lebih mampu.
Apa pun alasannya pemimpin-pemimpin ini telah merendahkan potensinya sendiri dan menghambat upaya terbaik dari orang-orang dengan siapa ia bekerja sama.
3. Kenaifan. Konsultan John Glegan meletakkan sebuah tanda di mejanya yang bertuliskan,“Seandainya saya harus mengulanginya dari nol, saya tidak akan bekerja sendiri akan mencari bantuan sejak awal.” Komentar itu sangat tepat untuk menggambarkan perasaan tipe orang yang gagal menjadi pembangun tim. Dengan naif mereka meremehkan kesulitan-kesulitan untuk mencapai hal-hal besar. Akibatnya, mereka melakukannya sendirian. Ada yang sadar di tengah jalan sehingga mereka menyesuaikan diri. Ada pula yang terlambat menyadari sehingga mereka tidak dapat meraih sasaran-sasarannya. Sungguh disayangkan.
4. Temperamen. Ada orang yang tidak terlalu supel dan pokoknya tidak pernah terpikirkan untuk membangun atau berpartisipasi dalam tim. Sementara mereka sibuk menghadapi tantangan-tantangan dengan bekerja sendiri , tidak terpikir oleh mereka untuk meminta bantuan orang lain.
Sedari dulu saya berpikir,“untuk apa menempuh perjalanan sendirian kalau bisa mengajak orang lain?”
Beberapa tahun lalu, teman saya Chuck Swindoll menulis dalam The Finishing Touch, katanya, “Tak seorang pun lengkap tanpa tim, kita saling membutuhkan. Kita bukanlah pulau-pulau terisolasi. Untuk membuat kehidupan berhasil, kita harus saling membantu. Memberi dan menerima. Mengakui dan mengampuni. Karena tak seorang pun dari kita ini utuh, mandiri, dapat mencukupkan diri sendiri, super handal, sangat hebat, janganlah kita pura-pura demikian. Kehidupan sudah cukup sepi tanpa perlu kita perparah lagi dengan sok jagoan dengan bekerja sendiri. Marilah kita saling bekerja sama.”
Sedari dulu saya berpikir,“untuk apa menempuh perjalanan sendirian kalau bisa mengajak orang lain?”
Beberapa tahun lalu, teman saya Chuck Swindoll menulis dalam The Finishing Touch, katanya, “Tak seorang pun lengkap tanpa tim, kita saling membutuhkan. Kita bukanlah pulau-pulau terisolasi. Untuk membuat kehidupan berhasil, kita harus saling membantu. Memberi dan menerima. Mengakui dan mengampuni. Karena tak seorang pun dari kita ini utuh, mandiri, dapat mencukupkan diri sendiri, super handal, sangat hebat, janganlah kita pura-pura demikian. Kehidupan sudah cukup sepi tanpa perlu kita perparah lagi dengan sok jagoan dengan bekerja sendiri. Marilah kita saling bekerja sama.”
Sumber: The 17 Indisputable Laws of Teamwork
pic:libraryonline.leedsmet.ac.uk
pic:libraryonline.leedsmet.ac.uk
0 komentar:
Post a Comment